Mengenal External Flash

Mengenal External Flash
Mungkin ada beberapa dari antara kita bertanya-tanya mengapa kita perlu flash tambahan (external flash), yang kalau di canon di sebut speedlite dan di nikon di sebut speedlight. Ada beberapa pengaturan yang harus di terapkan bila kita menggunakan flash external karena terkadang apabila kita salah menset nya maka hasilnya akan tampak underexposed, overexposed atau malah sempurna dikarenakan kurang nya informasi mengenai cara menset yang baik agar hasilnya selalu benar.

1. Cari tahulah pilihan apa yang bisa didapat pada saat memakai flash dengan membaca buku manualnya
2. Gunakanlah flash sekalipun hari sedang cerah. Hal ini akan membuat obyek foto tersinari dengan lebih baik serta merata. Bila memotret di luar ruangan saat cuaca sedang panas-panasnya, bila tanpa flash maka akan nampak bayangan-bayangan yang sangat gelap yang terlihat dan mungkin akan merusak foto
3. Pastikan memilih flash yang sesuai dengan kamera anda. Setiap flash memiliki tegangan listrik yang berbeda-beda, bila tidak sesuai maka akan merusak sirkuit kamera akibat terbakar karena korslet
4. Selalui perhatikanlah shutter speed saat memotret. Flash hanya akan bekerja benar pada kecepatan tertentu, bila shutter speed lebih cepat dari flash sync speed, maka foto hanya akan terekspos setengahnya.
5. Jenis foto apa yang akan anda kerjakan akan menentukan jenis flash yang harus dipaka. Untuk foto jenis portrait dan macro membutuhkan tipe flash yang berbeda. Macro biasanya memakai flash jenis ring.
6. Pilihlah flash. Tiap produsen kamera biasanya juga memproduksi jenis flash untuk pasangan kamera yang mereka buat. Kalau menggunakan merk yang sama dengan kamera yang telah anda punyai, kontrol dan fleksibilitasnya sudah pasti terjamin namun harganya tidak murah. Namun anda masih bisa menggunakan flash buatan pihak ketiga, tapi pastikan cocok.

Kendala yang sering dihadapi oleh para pemula dalam penggunaan flash external adalah cara mensetting nya. Pada saat memotret, shutter akan membuka dan menutup untuk memiarkan cahaya masuk dan mengenai sensor. Saat itu terjadi maka shutter akan terbuka sepenuhnya untuk jangka waktu yang sangat pendek. Bila shutter speed terlalu cepat, maka tembakan cahaya dari flash tidak akan mampu untuk menerangi seluruh bagian sensor, sehingga sebagian foto tidak akan tertangkap oleh kamera. Shutter speed paling cepat yang bisa dipakai disebut sebagai flash sync speed, ada di kisaran 1/125 hingga 1/500 detik.

Keuntungan penggunaan flash sync speed yang lebih cepat adalah anda bisa memanfaatkan fill flash di luar ruangan dengan settingan aperture yang lebih besar untuk menghentikan gerakan serta mendapatkan Depth of Field yang lebih dangkal sehingga bagus untuk portrait. Pada SLR, flash sync speed ditentukan melalui timing dari dua tirai shutter yaitu tidai depan dan tirai belakang, yang terkadang disebut tirai pertama dan kedua. Shutter akan membuka satu tirai untuk memulai exposure dan menutup tirai yang kedua untuk mengakhirinya.

Inilah hal yang menjelaskan mengapa ada foto yang terlalu gelap dan terlalu terang pada saat pemotretan saat memakai flash external. Pada kamera yang bagus biasanya memiliki flash sync speed maksimal yang lebih cepat sehingga memungkinkan foto terekspos dengan lebih baik. Durasi flash biasanya bisa bervariasi mulai dari 1/1000 hingga 1/50.000 detik atau lebih cepat. Semakin sedikit cahaya yang dibutuhkan, maka semakin pendek pula durasinya. Sync speed maksimal bervariasi mulai dari 1/60 pada dSLR model entry level sampai 1/250 sampai 1/500 detik pada model yang lebih canggih.

Itulah mengapa para fotografer membutuhkan flash sync speed maksimal yang lebih tinggi, agar mereka bisa menggunakan flash di luar ruangan dengan bukaan aperture yang besar namun tanpa membuat hasil foto nya jadi overexposed.

Penggunaan mode preset yang salah bisa mengakibatkan foto menjadi terlalu over atau disebut juga "meledak" dalam cahaya, ini dikarenakan saat mode aperture priority (A atau Av) yang biasa dipakai untuk portrait, close up atau telephoto digunakan yang bersamaan dengan itu flash dinyalakan, maka shutter speed akan dipaksa untuk turun tapi bukaan aperture tetap tidak berubah, inilah  yang mengakibatkan hasil foto yang terlalu terang. Solusinya adalah dengan mengganti angka f/stop ke angka yang sesuai dengan flash sync speed, namun dengan kompensasi melebarnya depth-of-field.
Saat ini ada banyak kamera yang sudah bisa menggunakan flash bersamaan dengan shutter speed tertinggi yang disediakan yang bisa menembakkan flash pada kecepatan shutter berapapun sehingga dengan sendirinya mengeliminasi batasan mengenai sync speed maksimal, tapi hal ini banyak tidak disadari oleh para fotografer. Kalau di canon dikenal dengan "High Speed Sync", kalau di Nikon dikenal dengan sebutan "Auto FP High-Speed Sync".

Semoga bermanfaat.

Post a Comment

Previous Post Next Post