Memiliki hobby jepret sana jepret sini memang menyenangkan bagi orang yang memang menyukai hobby yang satu ini, tapi untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal, dibutuhkan keterampilan, pengetahuan teknis, kreatifitas yang lumayan selain memiliki peralatan yang memadai sehingga foto yang dihasilkan pun akan memiliki kesan yang mendalam bagi para penikmat fotonya. tapi tidak hanya sebatas keterampilan,pengetahuan,kreatifitas yang cukup saja untuk membuat sebuah karya fotografi yang bagus tapi dituntut untuk memiliki jam terbang yang tinggi dalam bidang fotografi selain tentu saja.
lalu apa saja sih yang diperlukan untuk terjun di bidang fotografi ini ? ya pastinya kita harus memiliki minimal kamera dan lensa dulu untuk bisa bereksperimen.
Banyak macam kamera yang tersedia di pasaran yang diusung oleh brand-brand di bidang fotografi ini serta memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan tipe-tipe kamera yang berbeda-beda pula. Oke, oleh karena cakupan untuk fotografi cukup luas maka saya akan hanya akan mengulas tentang kaidah-kaidah atau aturan-aturan atau sebenarnya lebih tepatnya disebut tips yang berlaku di dunia fotografi sehingga akan membuat sebuah karya fotografi yang baik, tapi bukan berarti saya sudah ahli lho ;P tapi saya hanya akan menshare saja dari apa yang saya dapat melalui seminar,blog tentang fotografi. Tetapi yang akan saya share kan disini hanya sebatas pada fotografi landscape.
1. Aturan 1/3 (rule of third)
Dengan menggunakan aturan 1/3 ini kita bisa menghasilkan gambar yang lebih dinamis dimana perhatian orang yang menikmati foto kita nanti tidak akan terpaku di satu sisi yang statis di tengah. Aturan ini membagi frame menjadi 9 bagian dengan 2 garis hayalan horisontal dan 2 garis hayalan vertikal. Kita bisa menempatkan subyek utama gambar di salah satu pertemuan garis hayalan tersebut. dengan meletakan subyek utama tidak di tengah gambar membuat orang yang melihat foto akan lebih berkesempatan untuk mengekspolasi seluruh frame. Kesalahan orang yang baru mempelajari fotografi adalah menepatkan subyek di tengah, walau juga tidak salah karena memang tidak ada salah dan benar di dalam fotografi. Tapi dengan menempatkan subyek di tengah, mata kita hanya akan terpaku di tengah frame dan tidak banyak mengeksplorasi daerah lainnya. kita juga bisa mengatur bagian utama dari foto pemandangan kita diantara garis hayalan tadi. Seperti contoh kita bisa meletakan horizon langit di antara garis hayalan di 1/3 bagian bawah apabila di kita melihat bagian atas mempunyai obyek yang lebih menarik. atau meletakan horizon di 1/3 bagian atas bila dibagian bawah mempunyai obyek yang lebih menarik, seperti batuan pada tepi danau di bawah Untuk mempermudah penempatan komposisi menggunakan aturan 1/3 ini di beberapa kamera keluaran terbaru sudah dilengkapi fasilitas garis pembagi di Live view nya. Sehingga kita bisa lebih mudah meletakan subyek utama melalui garis panduan tadi.
2. Garis Diagonal
Menggunakan garis diagonal dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk menarik mata orang-orang melihat sebuah gambar ke dalamnya dan titik fokus utama. Dalam kasus ini “garis” yan dimaksud tidak selalu harus garis yang sebenarnya. Namun bisa kita ganti dengan dengan deretan pohon, perahu, bentuk jalan, pagar dan lain sebagainya.
3. Bentuk geometris
Dengan menggunakan posisi atau metode geometris ini anda akan dengan mudah menentukan komposisi yang seimbang. Mungkin cara yang paling umum dan termudah untuk melakukannya adalah dengan menggunakan 'segitiga' bentuk antara objek dalam sebuah gambar dengan tiga objek dalam bingkai diposisikan dengan satu untuk setiap sisi dan satu lagi pusat.
4. Framming
Menambahkan suatu objek yang menarik didepan termasuk salah satu tehnik penting dalam landscape photography. Yang dimaksud disini adalah membuat frame dari alam. Namun perlu dingat dalam menyertakan framing dalam sebuah foto yaitu jangan sampai framing mengalahkan objek utama yang ada dalam foto kita.
5. Spiral Fibonacci
Untuk scene yang memiliki unsur garis lengkun yang dominan, pertimbangkan untuk menggunakan dasar komposisi Spiral Fibonacci. Komposisi tersebut merupakan representasi grafis dari suatu urutan nomor yang didapatkan dari penjumlahan dua angka sebelumnya: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, ... Yang mengejutkan, bentuk spiral tersebut cocok dengan sejumlah elemen visula yang terdapat di sekeliling kita, seperti pada rumah kerang, bunga, gelombang laut, dan sebagainya. Dalam pengaturan komposisi, Spiral Fibonacci dapat digunakan untuk memperkirakan susunan elemen-elemen visual di dalam bingkai gambar. Bila elemen-elemen tersebut disusun dengan baik, alur dari Spiral Fibonacci sangat bermanfaat untuk mengarahkan pandangan mata pada obyek utama gambar.
6. Make it simple
Hindari menggunakan elemen visual gambar yang berlebihan. Foto yang hanya menampilkan elemen visual seperlunya saja sering kali memiliki tampilan yang lebih menawan
7. Detail Gambar
Banyak sekali motif menarik yang ada di sekitar kita. Supaya tampilan motif tersebut lebih menonjol, kita bisa memotretnya dari dekat untuk merekam detailnya, atau dengan membatasi area gambar dengan menggunakan fasilitas zoom lensa. Semakin banyak detail yang terekam, semakin jelas pesan yang ingin disampaikan lewat gambar. Robert Capa, seorang fotografer perang yang sangat terkenal pernah berkata, "jika gambar tidak cukup baik, Anda tidak cukup dekat saat mengambilnya". Dengan memotret dari dekat, detail gambar dapat dipilih dengan lebih tepat.
8. Ruang Aktif
Saat melihat sebuah obyek bergerak, secara naluriah mata akan mengikuti ke mana obyek akan bergerak. Namun, saat melihat gambar obyek bergerak dan tiba-tiba ruang di depannya habis, muncul rasa ingin tahu ke arah mana obyek tersebut bergerak. Akhirnya perasaan tersebut membuat gambar menjadi kurang menarik. Karena itu, pada foto obyek bergerak, perlu diberikan ruang gerakan di depannya supaya ruang tersebut tidak "mati". Ruang gerakan tersebut dinamakan sebagai ruang aktif.
9. Vertikal atau Horizontal
Dikarenakan mata manusia lebih terbiasa melihat sesuatu dalam format landscape (atau horizontal), kebanyakan foto juga diambil dalam format horizontal. Oleh sebab itu, bidang sensor dan viewfinder pada kamera juga mengadopsi format tersebut. Hanya saja, format tersebut tidak menjanjikan tampilan yang selalu menarik. Pada situasi tertentu, di mana elemen garis vertikal sangat dominan, gambar yang diambil dalam format portrait (atau vertikal) cenderung lebih baik. Elemen garis horizontal dapat memberikan kesan leluasa dan lebar. Sedangkan elemen garis vertikal memberikan kesan tinggi dan gagah. Oleh karena itu, format horizontal sering digunakan pada foto pemandangan, sedangkan format vertikal digunakan pada foto potret.
10. Memilih Latar Depan yang Menarik
Mengapa pemandangan yang menakjubkan bisa terkesan datar dan membosankan di foto? Sering kali, hal tersebut hanya disebabkan karena ketiadaan elemen latar depan. Latar depan dapat menciptakan komposisi berjenjang yang memperkuat efek spasial pada gambar. Saat melihat sebuah gambar pemandangan, pandangan mata sering kali lebih cepat tertuju pada obyek di kejauhan. Untuk menciptakan efek ekdalaman pada gambar, Anda harus bisa memanfaatkan obyek seperti bebatuan, tanaman bunga, atau benda lain yang berpotensi dijadikan latar depan. Foto yang diambil dengan latar depan dapat diambil dengan lensa bersudut lebar. Latar depan diambil dari jarak dekat sehingga lebih menonjol. Dengan cara tersebut, gambar akan memiliki kesan kedalaman yang lebih optimal. Supaya hasilnya lebih baik, gunakan aperture kecil (f16) supaya kamera memiliki cakupan ruang tajam yang lebih luas.
11. Tidak Meremehkan Komposisi Simetris
Secara umum, tip kesepuluh ini sedikit bertentangan dengan aturan komposisi. Namun, aturan komposisi terpenting dalam fotografi adalah "pilihan terbaik". Yang dimaksud dengan "pilihan terbaik" bisa apa saja, termasuk komposisi simetris. Walaupun kompisi tersebut cenderung statis, komposisi tersebut terkadang mampu memberikan hasil yang terbaik. Komposisi simetris paling sering digunakan dalam foto arsitektur. Komposisi tersebut memudahkan mata mengenali scene secara keseluruhan dan memberikan bobot yang sama untuk setiap elemen visual gambar.
12. Struktur dan Pola
Di sekeliling kita, mudah sekali ditemukan bentuk dan pola berulang, baik di alam maupun buatan manusia. Untuk menjadikan obyek tersebut menarik dari sisi fotografis, Anda hanya perlu memilih perspektif dan focal length lensa yang digunakan dengan tepat. Semakin besar struktur dan semakin pendek focal length lensa, maka struktur tersebut akan memiliki kesan yang lebih kuat. Namun, Anda jangan hanya terpaku pada struktur dan pola dari scene yang luas. Dalam detail obyek makro yang berukuran kecil, terkadang terdapat struktur dan pola yang menarik jika direkam dalam bidang foto yang terbatas.
Banyak macam kamera yang tersedia di pasaran yang diusung oleh brand-brand di bidang fotografi ini serta memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan tipe-tipe kamera yang berbeda-beda pula. Oke, oleh karena cakupan untuk fotografi cukup luas maka saya akan hanya akan mengulas tentang kaidah-kaidah atau aturan-aturan atau sebenarnya lebih tepatnya disebut tips yang berlaku di dunia fotografi sehingga akan membuat sebuah karya fotografi yang baik, tapi bukan berarti saya sudah ahli lho ;P tapi saya hanya akan menshare saja dari apa yang saya dapat melalui seminar,blog tentang fotografi. Tetapi yang akan saya share kan disini hanya sebatas pada fotografi landscape.
1. Aturan 1/3 (rule of third)
Dengan menggunakan aturan 1/3 ini kita bisa menghasilkan gambar yang lebih dinamis dimana perhatian orang yang menikmati foto kita nanti tidak akan terpaku di satu sisi yang statis di tengah. Aturan ini membagi frame menjadi 9 bagian dengan 2 garis hayalan horisontal dan 2 garis hayalan vertikal. Kita bisa menempatkan subyek utama gambar di salah satu pertemuan garis hayalan tersebut. dengan meletakan subyek utama tidak di tengah gambar membuat orang yang melihat foto akan lebih berkesempatan untuk mengekspolasi seluruh frame. Kesalahan orang yang baru mempelajari fotografi adalah menepatkan subyek di tengah, walau juga tidak salah karena memang tidak ada salah dan benar di dalam fotografi. Tapi dengan menempatkan subyek di tengah, mata kita hanya akan terpaku di tengah frame dan tidak banyak mengeksplorasi daerah lainnya. kita juga bisa mengatur bagian utama dari foto pemandangan kita diantara garis hayalan tadi. Seperti contoh kita bisa meletakan horizon langit di antara garis hayalan di 1/3 bagian bawah apabila di kita melihat bagian atas mempunyai obyek yang lebih menarik. atau meletakan horizon di 1/3 bagian atas bila dibagian bawah mempunyai obyek yang lebih menarik, seperti batuan pada tepi danau di bawah Untuk mempermudah penempatan komposisi menggunakan aturan 1/3 ini di beberapa kamera keluaran terbaru sudah dilengkapi fasilitas garis pembagi di Live view nya. Sehingga kita bisa lebih mudah meletakan subyek utama melalui garis panduan tadi.
2. Garis Diagonal
Menggunakan garis diagonal dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk menarik mata orang-orang melihat sebuah gambar ke dalamnya dan titik fokus utama. Dalam kasus ini “garis” yan dimaksud tidak selalu harus garis yang sebenarnya. Namun bisa kita ganti dengan dengan deretan pohon, perahu, bentuk jalan, pagar dan lain sebagainya.
3. Bentuk geometris
Dengan menggunakan posisi atau metode geometris ini anda akan dengan mudah menentukan komposisi yang seimbang. Mungkin cara yang paling umum dan termudah untuk melakukannya adalah dengan menggunakan 'segitiga' bentuk antara objek dalam sebuah gambar dengan tiga objek dalam bingkai diposisikan dengan satu untuk setiap sisi dan satu lagi pusat.
4. Framming
Menambahkan suatu objek yang menarik didepan termasuk salah satu tehnik penting dalam landscape photography. Yang dimaksud disini adalah membuat frame dari alam. Namun perlu dingat dalam menyertakan framing dalam sebuah foto yaitu jangan sampai framing mengalahkan objek utama yang ada dalam foto kita.
5. Spiral Fibonacci
Untuk scene yang memiliki unsur garis lengkun yang dominan, pertimbangkan untuk menggunakan dasar komposisi Spiral Fibonacci. Komposisi tersebut merupakan representasi grafis dari suatu urutan nomor yang didapatkan dari penjumlahan dua angka sebelumnya: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, ... Yang mengejutkan, bentuk spiral tersebut cocok dengan sejumlah elemen visula yang terdapat di sekeliling kita, seperti pada rumah kerang, bunga, gelombang laut, dan sebagainya. Dalam pengaturan komposisi, Spiral Fibonacci dapat digunakan untuk memperkirakan susunan elemen-elemen visual di dalam bingkai gambar. Bila elemen-elemen tersebut disusun dengan baik, alur dari Spiral Fibonacci sangat bermanfaat untuk mengarahkan pandangan mata pada obyek utama gambar.
6. Make it simple
Hindari menggunakan elemen visual gambar yang berlebihan. Foto yang hanya menampilkan elemen visual seperlunya saja sering kali memiliki tampilan yang lebih menawan
7. Detail Gambar
Banyak sekali motif menarik yang ada di sekitar kita. Supaya tampilan motif tersebut lebih menonjol, kita bisa memotretnya dari dekat untuk merekam detailnya, atau dengan membatasi area gambar dengan menggunakan fasilitas zoom lensa. Semakin banyak detail yang terekam, semakin jelas pesan yang ingin disampaikan lewat gambar. Robert Capa, seorang fotografer perang yang sangat terkenal pernah berkata, "jika gambar tidak cukup baik, Anda tidak cukup dekat saat mengambilnya". Dengan memotret dari dekat, detail gambar dapat dipilih dengan lebih tepat.
8. Ruang Aktif
Saat melihat sebuah obyek bergerak, secara naluriah mata akan mengikuti ke mana obyek akan bergerak. Namun, saat melihat gambar obyek bergerak dan tiba-tiba ruang di depannya habis, muncul rasa ingin tahu ke arah mana obyek tersebut bergerak. Akhirnya perasaan tersebut membuat gambar menjadi kurang menarik. Karena itu, pada foto obyek bergerak, perlu diberikan ruang gerakan di depannya supaya ruang tersebut tidak "mati". Ruang gerakan tersebut dinamakan sebagai ruang aktif.
9. Vertikal atau Horizontal
Dikarenakan mata manusia lebih terbiasa melihat sesuatu dalam format landscape (atau horizontal), kebanyakan foto juga diambil dalam format horizontal. Oleh sebab itu, bidang sensor dan viewfinder pada kamera juga mengadopsi format tersebut. Hanya saja, format tersebut tidak menjanjikan tampilan yang selalu menarik. Pada situasi tertentu, di mana elemen garis vertikal sangat dominan, gambar yang diambil dalam format portrait (atau vertikal) cenderung lebih baik. Elemen garis horizontal dapat memberikan kesan leluasa dan lebar. Sedangkan elemen garis vertikal memberikan kesan tinggi dan gagah. Oleh karena itu, format horizontal sering digunakan pada foto pemandangan, sedangkan format vertikal digunakan pada foto potret.
10. Memilih Latar Depan yang Menarik
Mengapa pemandangan yang menakjubkan bisa terkesan datar dan membosankan di foto? Sering kali, hal tersebut hanya disebabkan karena ketiadaan elemen latar depan. Latar depan dapat menciptakan komposisi berjenjang yang memperkuat efek spasial pada gambar. Saat melihat sebuah gambar pemandangan, pandangan mata sering kali lebih cepat tertuju pada obyek di kejauhan. Untuk menciptakan efek ekdalaman pada gambar, Anda harus bisa memanfaatkan obyek seperti bebatuan, tanaman bunga, atau benda lain yang berpotensi dijadikan latar depan. Foto yang diambil dengan latar depan dapat diambil dengan lensa bersudut lebar. Latar depan diambil dari jarak dekat sehingga lebih menonjol. Dengan cara tersebut, gambar akan memiliki kesan kedalaman yang lebih optimal. Supaya hasilnya lebih baik, gunakan aperture kecil (f16) supaya kamera memiliki cakupan ruang tajam yang lebih luas.
11. Tidak Meremehkan Komposisi Simetris
Secara umum, tip kesepuluh ini sedikit bertentangan dengan aturan komposisi. Namun, aturan komposisi terpenting dalam fotografi adalah "pilihan terbaik". Yang dimaksud dengan "pilihan terbaik" bisa apa saja, termasuk komposisi simetris. Walaupun kompisi tersebut cenderung statis, komposisi tersebut terkadang mampu memberikan hasil yang terbaik. Komposisi simetris paling sering digunakan dalam foto arsitektur. Komposisi tersebut memudahkan mata mengenali scene secara keseluruhan dan memberikan bobot yang sama untuk setiap elemen visual gambar.
12. Struktur dan Pola
Di sekeliling kita, mudah sekali ditemukan bentuk dan pola berulang, baik di alam maupun buatan manusia. Untuk menjadikan obyek tersebut menarik dari sisi fotografis, Anda hanya perlu memilih perspektif dan focal length lensa yang digunakan dengan tepat. Semakin besar struktur dan semakin pendek focal length lensa, maka struktur tersebut akan memiliki kesan yang lebih kuat. Namun, Anda jangan hanya terpaku pada struktur dan pola dari scene yang luas. Dalam detail obyek makro yang berukuran kecil, terkadang terdapat struktur dan pola yang menarik jika direkam dalam bidang foto yang terbatas.